Carilahinformasi tentang persebaran hutan mangrove dan terumbu karang di indonesia dan mengapa hanya terdapat di sana - 43201308 brain2940 brain2940 3 hari yang lalu IPS Sekolah Dasar terjawab Persebaran hutan mangrove banyak terdapat di Pulau Sumatera. Sebagai pulau yang besar, keberadaan hutan mangrove di Sumatera tidak full yakni hanya
16 Kepedulian warga Negara dalam menjaga keutuhan negara Indonesia dapat dilihat dari pengakuan bahasa Indonesia sebagai bahasa a. persatuan b. sehari-hari c. pemerintahan d. warisan nenek moyang - on study-assistant.com
hutanbakau (mangrove) adalah hutan yang terdapat di daratan rendah pantai. Tumbuhan ini mempunyai akar penyangga sehingga dapat menahan dari emosi air laut. Hutan bakau mempunyai kadar garam, air, dan tanah yang tinggi, tetapi kadar oksigen pada air dan tanahnya rendah sehingga tumbuhan bakau sulir menyerap air.
Carilahinformasi tentang persebaran hutan mangrove dan terumbu karang di indonesia 2.jelaskan mengapa hutan mangrove hanya terdapat di wilayah tersebut - 71394 ritaputry ritaputry 01.09.2016 IPS Sekolah Dasar terjawab
Vay Tiền Online Chuyển Khoản Ngay. Zika Zakiya/National Geographic Indonesia Hamparan mangrove di objek wisata Pantai Song Indah, Desa Karangsong, Indramayu, Jawa Barat. – Berbicara tentang hutan mangrove, ia memiliki banyak manfaat. Mulai dari mencegah intrusi air laut, abrasi dan erosi, penyaring alami, serta menjadi tempat tinggal bagi beberapa jenis satwa. Diketahui bahwa ekosistem mangrove merupakan yang paling penting di kawasan pesisir. Sekitar 80% hasil hasil ikan tangkap di dunia bergantung pada hutan mangrove, baik secara langsung maupun tidak. Akarnya yang rapat dan lingkungan vegetasi di sekitarnya berperan penting untuk menyaring air dari kotoran dan polutan lainnya untuk menghasilkan air bersih. Dalam luasan yang setara dengan hutan tropis, hutan mangrove mampu menyimpan karbon 3-5 kali lebih banyak. Sebagai gambaran, hutan mangrove seluas satu hektar mampu menyerap ton karbon per hektar. Itu sebabnya, menyelamatkan hutan mangrove menjadi krusial dalam memerangi perubahan iklim. Baca Juga Lima Negara yang Mampu Bertahan dari Perubahan Iklim, Apa Rahasianya? Namun, sayangnya kondisi mangrove saat ini, tidak begitu baik. Di Indonesia sendiri, dalam kurun waktu tiga dekade terakhir, ada lebih dari 50% wilayah hutan mangrove yang hilang. Dan di Jakarta, hanya tersisa sekitar 300 hektar. Hal ini cukup menyedihkan karena Indonesia pernah dikenal sebagai negara dengan lahan mangrove terbesar di dunia—dengan luas 3,5 juta hektar atau sekitar 20% dari total lahan dunia. Direktur Mangrove Ecosystem Restoration Alliance MERA, M Imran Amin, mengatakan, penyebab kerusakan hutan mangrove di Indonesia sebagian besar berasal dari aktivitas manusia. Terutama akibat konversi lahan untuk budidaya perikanan dan pertambakan yang merugikan lingkungan. “Secara nasional, sebagian besar wilayah kita memang dikonversi sebagai tambak—baik untuk udang maupun bandeng. Bermula pada awal 2000-an, kemudian menjadi masif di mana-mana sehingga mengikis kawasan mangrove,” ungkapnya dalam acara MERA Media Expose, pada Kamis 23/5 lalu di Jakarta. Imran menambahkan, sekitar 80% hutan mangrove di Pulau Jawa sudah rusak. Dan meski di Jakarta terhitung ada sekitar 300 hektar kawasan mangrove, tapi sebenarnya hanya 99 hektar yang masih menunjukkan kehidupan’. Beberapa area bahkan dipenuhi eceng gondok dan sampah. Khusus Suaka Margasatwa Muara Angke SMMA, mangrove dan hutan lindungnya tidak hanya dimanfaatkan oleh masyarakat setempat, tetapi juga warga luar daerah. Para nelayan yang datang ke Jakarta untuk menangkap ikan, kerap memakirkan kapal-kapalnya di sungai dan muara kawasan Mangrove. Baca Juga Ke Mana Perginya Sampah Plastik dari Negara-negara Maju dan Industri? Untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi hutan mangrove di Indonesia, Yayasan Konservasi Alam Nusantara YKAN afiliasi dari The Nature Conservacy TNC, mengusung Mangrove Ecosystem Alliance atau Aliansi Restorasi Ekosistem Magrove MERA. Ini merupakan sebuah platform kemitraan yang bekerja sinergis untuk menyelamatkan dan melestarikan hutan mangrove. Program kerja MERA berlandaskan kajian ilmiah yang kuat sebagai acuan untuk membuat rencana desain restorasi hutan mangrove. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Sosiologi Info - Berikut pembahasan untuk soal Carilah Informasi Tentang Persebaran Hutan Manggrove dan Terumbu Karang di Indonesia !Inilah penjelasan soal dan Kunci Jawaban IPS Kelas 7 SMP, MTs Halaman 38 Aktivitas Kelompok, kurikulum dari buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS kelas 7 SMP edisi revisi 2016. Dengan penulis naskah oleh Iwan Setiawan, Dedi Suciati, dan A Mushlih. Diterbitkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, cetakan ke 3 edisi revisi 2016 sebelum adik adik membaca soal dan Kunci Jawaban IPS Kelas 7 Halaman 38 Aktivitas Kelompok. Yuk baca terus !Mari simak dulu mengenai materi materi pembelajaran yang ada pada buku IPS kelas 7 SMP kurikulum 2013 edisi revisi 2016 cetakan ke 3 dibawah Materi Belajar Adik adik perlu ketahui bahwa dalam materi pembelajaran di buku IPS ini terbagi atas empat bab pembahasan. Untuk BAB 1 Manusia, Tempat dan Lingkungan, selanjutnya BAB 2 Interaksi Sosial dan Lembaga Sosial. Kemudian untuk BAB III Aktivitas Manusia dalam Memenuhi Kebutuhan, serta di BAB IV Kehidupan Masyarakat Indonesia Pada Masa Praaksara, Hindu Buddha dan Islam. Adapun pembagian materi di BAB 1 meliputi bagian A. Pengertian Ruang dan Interaksi Antarruang, bagian B. Letak dan Luas Indonesia. Selanjutnya bagian C. Potensi Sumber Daya Alam dan Kemaritiman Indonesia. Kemudian, bagian D. Dinamika Kependudukan Indonesia, bagian E. Kondisi Alam Indonesia, serta bagian F. Perubahan Akibat Interaksi Antarruang. Materi di BAB 2 terdiri atas bagian A. Interaksi Sosial, bagian B. Pengaruh Interaksi Sosial terhadap Pembentukan Lembaga Sosial, dan bagian C. Lembaga Sosial. Selanjutnya, pada BAB III terdiri atas bagian A. Kelangkaan dan Kebutuhan Manusia, bagian B. Kegiatan Ekonomi, bagian C. Permintaan, Penawaran, Pasar dan D. Peran Iptek dalam Kegiatan Ekonomi, bagian E. Peran Kewirausahaan dalam Membangun Ekonomi bagian F. Hubungan Antara kelangkaan dengan permintaan permintaan untuk kesejahteraan dan persatuan bangsa Indonesia. Kemudian materi terakhir di BAB IV terbagi atas bagian A. Kehidupan manusia pada masa B. Kehidupan masyarakat pada masa Hindu Buddha, dan bagian C. Kehidupan masyarakat pada masa adik pada kesempatan kali ini kita hanya akan membahas materi soal di BAB 1 Manusia, Tempat dan tujuan pembelajaran di dalam BAB I ini meliputi Menjlaskan pengertian konsep ruang, menjelaskan pengertian interaksi contoh interaksi keruangan antarwilayah di Indonesia, menyebutkan contoh interaksi keruangan yang terjadi di kondisi saling bergantung yang diperlukan untuk terjadinya interaksi antarruang, menunjukkan unsur unsur atau komponen letak Indonesia secara astronomis dan geografis Indonesia, menjelaskan implikasi Indonesia terhadap aspek ekonomi, sosial dan budaya. Menjelaskan implikasi letak Indonesia secara geologis, menjelaskan potensi sumber daya alam di Indonesia, menjelaskan kondisi kependudukan di kondisi alam Indonesia, menjelaskan keragaman flora dan fauna di Indonesia, menjelaskan bentuk bentuk perubahan akibat interaksi beberapa materi materi pembelajaran yang akan adik adik pelajaran di buku IPS kelas 7 edisi revisi 2016 cetakan ke 3 kurikulum 2013. Pada kesempatan kali ini adik adik akan membaca soal dan jawaban bagian uji kompetensi yang ada pada halaman 38. Mari simak dibawah ini soal dan jawabannya. Ini pembahasan untuk Kunci Jawaban IPS Kelas 7 SMP, MTs Halaman 38 Aktivitas Kelompok. Berikut soal dan jawabannya, yaitu Aktivitas KelompokCarilah Informasi Tentang Persebaran Hutan Manggrove dan Terumbu Karang di Indonesia !Jawabannya Persebaran untuk Hutan Manggrove > Pesisir Selatan Papua ada 3,7 juta hektar> Pesisir Barat Sumatera ada 417 ribu hektar> Pesisir Pulau Kalimantan ada 165 ribu hektar> Pesisir Pulau Sulawesi ada 53 ribu hektar> Pantai Utara Pulau Jawa ada 34,4 ribu hektar> Bali dan Nusa tenggara ada 3,7 hektarPersebaran Terumbu Karang> Raja Ampat Papua Barat punya 75 persen dari seluruh jenis terumbu karang yang ada di dunia> Taman Nasional Wakatobi> Taman Laut Bunaken dan lainnya. Nah itulah adik adik kunci jawaban dari soal yang ada di mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS kelas 7 SMP, pembahasan untuk soal Carilah Informasi Tentang Persebaran Hutan Manggrove dan Terumbu Karang di Indonesia !Itulah Kunci Jawaban IPS Kelas 7 SMP, MTs Halaman 38 Aktivitas Kelompok. Semoga bermanfaat ya adik adik !Melansir dari buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS kelas 7 SMP edisi revisi 2016. Dengan penulis naskah oleh Iwan Setiawan, Dedi Suciati, dan A Mushlih. Diterbitkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, cetakan ke 3 edisi revisi 2016 perlu diingat bahwa jawaban diatas tidaklah menjadi kunci jawaban yang tidak mutlak benar 100 adik adik untuk menambah referensi jawaban yang relevan lainnya. Jangan hanya terpaku pada jawaban yang telah disajikan diatas menambah bacaan yang relevan, maka adik adik akan mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif lagi.
1. Dimana wilayah sebaran hutan mangrove & terumbu karang yang ada di Indonesia? 2. Mengapa hutan mangrove hanya ada di wilayah pantai tertentu saja? 3. Apa dari fungsi hutan mangrove & terumbu karang ? 1. Hutan mangrove di Indonesia ada di berbagai daerah tersebar mulau dari pantai bagian barat dari Pulau Sumatra, kemudian sebagian hutan bakau terdapat di pesisir utara dari Pulau Jawa, sedangkan di pulau Kalimantan mempunyai hutan bakau hampir diseluruh garis pantainya, hutan mangrove juga ada di bagian selatan pantai Sulawesi, pantai Selatan di pulau Papua, serta terdapat juga di beberapa pulau lain yang lebih kecil. Jika dijumlah maka Luas hutan mangrove yang ada di Indonesia kurang lebih mencapai 3 juta hektare dengan sebaran mencapai panjang km di pantai Indonesia. Sedangkan sebaran terumbu karang dimulai dari utara Pulau Sulawesi terdapat Taman Laut Bunaken, Taman Laut Banda yang terdapat di Kabupaten Maluku Tengah, Taman laut Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Taman Laut Raja Ampat di Papua, Taman Laut Kepulauan Derawan di Berau Kalimantan Timur, Taman Laut Selat Pantar di NTT, Taman Laut Takabonerate di Sulawesi Selatan, Taman Laut Kepulauan Togean di di Teluk Tomini Sulawesi Tengah, Taman Laut Rubiah di Sabang Aceh, Taman Laut Karimun Jawa dan beberapa perairan lain di Indonesia 2. tipe hutan Mangrove biasanya berada di wilayah pantai pasang surut. Ketika air mulai pasang, hutan mangrove akan tergenang air laut, tetapi ketika air mulai surut, hutan mangrove akan tidak tergenang lagi oleh air laut. hutan mangrove bisa tumbuh dengan baik jika pantai tempat dia tumbuh terlindungi oleh gelombang laut yang besar atau membutuhkan pantai yang tenang, hutan mangrove juga terdapat di muara sungai dan laguna. 3. a. Fungsi Hutan Mangrove hutan mangrove bisa menjadi habitat atau tempat hidup dari biota laut mereka tumbuh, berkembang biak, mencari makanan dan berlindung dari hewan pemangsa. Selain itu dengan hutan mangrove bisa menjadi pelindung pantai dari bahaya abrasi. hutan Bakau mempunyai nilai ekonomis dari hasil kayu serta makhluk hidup lain yang hidup dan berkembang di hutan tersebut. Bagi masyarakat sekitar bisa menggunakannya kayu bakar dan kayu arang. udang dan beberapa jenis ikan dikembang biakan di wilayah ini dengan baik. - Manfaat secara ekonomi karena terumbu karang bisa dijadikan salah satu sumber makanan, Bahan dasar obat-obatan, serta bisa menjadi tempat wisata laut atau bahari. - Secara ekologis, terumbu karang sangat bermanfaat untuk mengurangi hempasan gelombang laut di pantai dan mengurangi abrasi. - Secara sosial ekonomi, terumbu karang adalah sumber pendapatan para nelayan karena banyak ikan yang berkembang biak di sana.
Manfaat mangrove sebagai ekosistem pesisir tidak bisa dibantah oleh siapapun. Selain sebagai penjaga pesisir, mangrove juga menjadi ekosistem bagi ikan dan biota laut lain. Kondisi tersebut menjadikan ekosistem mangrove sangat penting Sayangnya, dalam beberapa tahun terakhir, kerusakan ekosistem mangrove semakin tidak bisa dibendung. Ada banyak penyebab yang memicu terjadinya degradasi kawasan mangrove di berbagai provinsi Indonesia Melalui peta mangrove nasional PMN yang sudah diperbarui pada 2021, pengelolaan dan pelestarian ekosistem mangrove secara nasional bisa dilakukan lebih baik lagi. Terutama, bagaimana alih fungsi lahan mangrove bisa ditekan dan sekaligus juga melaksanakan pemanfaatan potensi lahan yang ada Dari hasil analisis data yang sudah dilaksanakan pada 2021, kawasan mangrove bertambah hektare menjadi ha. Juga, ada juga potensi lahan yang memiliki karakteristik untuk menjadi habitat namun belum ada vegetasi mangrove di dalamnya, itu luasnya mencapai ha Pemutakhiran data luasan mangrove secara nasional menjadi fokus yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia sejak 2013. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menyusun satu peta mangrove yang bisa menjadi salah satu panduan dalam mengelola wilayah pesisir. Kebutuhan akan satu peta mangrove nasional menjadi sangat mendesak, karena ada banyak data yang berbeda antara satu instansi dengan instansi yang lain. Padahal, Indonesia adalah pemilik hutan mangrove terluas di dunia dengan luasan mencapai 3,31 juta hektare. Dengan latar belakang tersebut, satu peta mangrove nasional yang sudah diluncurkan dua pekan lalu di Jakarta, diharapkan bisa mendorong pembangunan pesisir menjadi lebih baik lagi dan terarah. Terlebih, karena mangrove memiliki manfaat yang sangat banyak. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan bahwa kehadiran mangrove memang memiliki peran sangat penting bagi kawasan pesisir. Dari aspek fisik, mangrove dinilai mampu mencegah datangnya ancaman gelombang tinggi, abrasi air laut, dan tsunami. “Sementara dari aspek ekologi dan ekonomi, mangrove dapat menyerap dan menyimpan karbon lebih besar dari hutan tropis,” ucap dia saat berada di Taman Wisata Air TWA Muara Angke, Jakarta Utara. Peran yang sangat penting tersebut menjadikan mangrove sebagai salah satu pelindung di kawasan pesisir Nusantara. Keberadaannya dipastikan harus mendapatkan perhatian utuh, termasuk dalam pendataan luasan di seluruh provinsi. Bagi Luhut Binsar Pandjaitan, dengan diluncurkannya satu peta mangrove nasional, diharapkan ke depan bisa menjadi basis data dan informasi dalam melaksanakan pemetaan secara nasional. Khususnya, agar bisa menghasilkan informasi geospasial lebih akurat dan bisa dipertanggungjawabkan. baca Pesan Presiden Rawat Mangrove buat Jaga Pesisir, Ekonomi Masyarakat sampai Serap Emisi Karbon Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri LHK Siti Nurbaya melakukan penanaman mangrove di Taman Wisata Air TWA Muara Angke, Jakarta Utara. Foto KLHK Dalam melaksanakan proses penyusunan satu peta mangrove nasional, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK berperan sebagai wali data dan bertugas untuk melaksanakan pemutakhiran data mangrove secara nasional. Seluruh data akan menjadi referensi bagi kementerian dan lembaga K/L. Dia bersyukur, proses pemutakhiran data hingga bisa menjadi satu peta mangrove nasional bisa diselesaikan dengan tepat waktu. Hal itu diharapkan bisa mendorong upaya konservasi mangrove agar bisa terjaga kelestariannya. Harapan tersebut digaungkan, karena Luhut Binsar Pandjaitan melihat hingga saat ini masih saja ada upaya pengalihan pemanfaatan lahan mangrove di kawasan pesisir. Padahal, sesuai dengan rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil RZWP3K, seharusnya mangrove menjadi bagian dari sabuk hijau nasional. “Ada yang berganti menjadi kawasan tambak atau perikanan budi daya, itu tidak sedikit masih ditemukan pengalihan,” jelas dia. Agar fungsi alih tersebut tidak terjadi, maka diperlukan upaya penegakan hukum yang kuat dan mendapatkan pengawalan dari publik. Selain itu, diperlukan juga pemeliharaan yang berkesinambungan dan dilaksanakan dengan tujuan konservasi. “Adanya penebangan liar, dinilai akan mengikis habis mangrove yang seharusnya dikonservasi agar lebih bermanfaat bagi masyaraka,” tambah dia. Setelah satu peta mangrove nasional dirilis, maka target rehabilitasi hutan mangrove seluas 600 ribu ha diharapkan bisa tercapai pada 2024 mendatang. Kehadiran peta akan mendorong upaya rehabilitasi, konservasi, pemeliharaan, dan pengawasan. Demi menjaga kelestarian mangrove secara nasional, perlu dilakukan juga pengelolaan dengan melalui integrasi dengan perencanaan yang baik, dan strategi yang lebih baik lagi. Dari situ, diharapkan tercipta sinkroniasi antara peta mangrove nasional dengan program rehabilitasi mangrove nasional. “Kita Programkan untuk G20 juga,” ujar dia menyebut forum negara G20. baca juga Pekerjaan Rumah Mengelola Mangrove Nusantara Menteri LHK Siti Nurbaya pada kesempatan yang sama mengatakan, program pemutakhiran dan penyusunan peta mangrove nasional sudah dilaksanakan sejak 2013 lalu. Dengan demikian, diperlukan waktu sekitar delapan tahun untuk menyelesaikan Peta Mangrove Nasional PMN pada 2021. Penunjukkan KLHK sebagai wali data atau penanggung jawa dalam penyusunan peta tematik mangrove dilakukan melalui Peraturan Presiden RI Nomor 23 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 9 tahun 2016 tentang percepatan pelaksanaan kebijakan satu peta pada tingkat ketelitian 1 Dia menjelaskan, dalam melaksanakan penyusunan PMN, KLHK melewati sejumlah tahapan yang komprehensif sebagai bagian dari proses yang berjalan. Termasuk, koordinasi penyusunan petunjuk teknis juknis dan kunci interpretasi. Selain itu, tahapan lainnya adalah penyiapan citra satelit dan peta pendukung, pra-pemrosesan pre-processing, interpretasi citra secara visual digitasi layar, pengendalian mutu tahap 1, penentuan titik sampel untuk cek lapangan, cek lapangan, dan perbaikan hasil interpretasi berdasar cek lapangan. “Kemudian, pengendalian mutu tahap dua, kompilasi, analisis dan tabulasi, penyusunan laporan dan pembuatan layout peta, hingga PMN ditetapkan,” papar dia. Kebijakan Satu Peta Tentang satu peta mangrove yang menjadi bagian dari PMN, Siti Nurbaya menjelaskan bahwa itu merupakan bagian dari kebijakan satu peta one map policy secara nasional. Sebagai bagian dari program tersebut, KLHK ditugasi untuk membuat satu peta one map untuk mangrove nasional. Penyusunan PMN, diharapkan tidak sekedar sebagai kartografik atau gambar saja. Melainkan, di dalamnya ada unsur politik yang mencakup aturan dasar, aturan main, kebijakan-kebijakan, dan melakukan delineasi atau penarikan garis batas sementara suatu objek atau wilayah menjadi peta. “Artinya ditentukan garis-garisnya, sehingga semua kementerian akan terlibat menjaga dan mengelola mangrove dengan baik,” tutur dia. baca juga Laju Degradasi Hutan Mangrove tak Sebanding dengan Upaya Rehabilitasi Sejumlah nelayan pulang dari melaut dan harus melewati hamparan lumpur di sekitar Pesisir Desa Batu Belubang yang sudah kehilangan mangrovenya. Foto Nopri Ismi/Mongabay Indonesia Dari hasil analisis data yang sudah dilaksanakan, Siti Nurbaya menjelaskan bahwa sudah banyak perubahan luasan mangrove secara keseluruhan di Indonesia. Selama periode 2013-2018, luas eksisting mangrove mencapai ha. Sementara, dari hasil pemutakhiran PMN 2021, luas mangrove secara nasional sudah berubah menjadi ha. Atau dengan kata lain, saat ini luasan mangrove nasional sudah berubah dengan luas tambahan seluas ha. Menurut dia, kenaikan luas yang signifikan tersebut menunjukkan ada indikasi yang positif dalam upaya konservasi ekosistem mangrove di Indonesia. Upaya ini dilakukan oleh banyak pihak, baik K/L maupun kelompok masyarakat, terutama masyarakat pesisir secara swadaya. Khusus untuk kegiatan secara swadaya dalam melaksanakan rehabilitasi mangrove, itu menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk menjaga mangrove sudah semakin meningkat. Diyakini kalau saat ini mereka sudah menganggap penting keberadaan tanaman tersebut bagi lingkungan dan ekonomi. Selain luasan tambahan, hasil pemutakhiran PMN 2021 juga menghasilkan data berupa luasan potensi habitat mangrove hingga seluas ha. Luasan tersebut menjelaskan bahwa secara karakteristik saat ini ada lahan yang bisa dijadikan habitat mangrove, namun belum ada vegetasi mangrove. Di luar bertambahnya luasan dan potensi lahan, ada juga luasan mangrove yang berkurang dikarenakan terjadinya beragam kondisi penutupan. Dari hasil identifikasi yang dilakukan melalui pemutakhiran PMN 2021, itu terjadi karena mangrove terkena abrasi, area terkena abrasi, lahan terbuka, tambak, dan tanah yang timbul. Siti Nurbaya mengungkapkan, terjadinya perubahan tutupan mangrove dalam beberapa tahun terakhir, menjadi salah alasan kuat untuk melaksanakan kegiatan pemutakhiran PMN 2021. Kegiatan tersebut sejak awal diharapkan bisa menghasilkan data terbaru tentang keberadaan dan sebaran mangrove. baca juga Apakah Mangrove si Penyerap Karbon Bisa Tergantikan Teknologi? Lebat teduhnya kawasan hutan mangrove Suasana kawasan mangrove di Desa Karangsong, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Foto Donny Iqbal/Mongabay Indonesia Diketahui, penyusunan PMN 2021 melibatkan banyak pihak dalam prosesnya. Selain KLHK, ada juga Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove BRGM, Badan Informasi Geospasial BIG, dan Badan Riset dan Inovasi Nasional BRIN. Kelima lembaga Negara tersebut ditunjuk menjadi anggota Kelompok Kerja Rehabilitasi Mangrove sesuai dengan Surat Keputusan Dirjen PDASRH Nomor tentang Kelompok Kerja Rehabilitasi Mangrove. Siti Nurbaya berharap, kehadiran PMN 2021 bisa menjadi dasar untuk berbagai kebijakan dan perencanaan yang dibuat dan diterapkan untuk pengelolaan ekosistem mangrove, utamanya berkaitan dengan kondisi mangrove terkini. Setelah PMN 2021 diterbitkan, Pemerintah Indonesia semakin fokus untuk melaksanakan pengelolaan dan pelestarian mangrove. Salah satu upaya tersebut, adalah dengan memanfaatkan teknologi kamera drone untuk pelestarian mangrove dan melakukan uji coba di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pelaksana Tugas Plt Asisten Deputi Pengembangan Produk Kehutanan dan Jasa Lingkungan Kemko Marves Zainuddin mengatakan bahwa pemanfaatan teknologi kamera drone tanpa awak saat ini masih dalam tahap uji coba. Dia menjelaskan, penggunaan drone difokuskan untuk tenaga tanpa awak yang bisa melaksanakan penyemaian bibit mangrove dalam bentuk bola benih. Untuk membuat bola benih, tenaga manusia masih akan diberdayakan dengan maksimal oleh Pemerintah. Adapun, bibit mangrove yang dijadikan bola benih adalah jenis avicennia, yang tidak lain adalah jenis mangrove yang biasa ditemukan di kawasan pesisir di Indonesia. Di Subang, avicennia memiliki nama lokal yang biasa disebut Api-api. Pohon Avicenna merupakan tumbuhan pionir pada habitat rawa mangrove dan diketahui memiliki beragam manfaat, yakni untuk gelombang dan abrasi, serta menjadi habitat untuk beragam hewan pantai, seperti ikan dan kepiting. Artikel yang diterbitkan oleh
carilah informasi tentang persebaran hutan mangrove